Manajemen Anestesi pada Kraniotomi Pengangkatan Tumor High Grade Astrocytoma pada Pasien dengan Penyakit Ginjal Kronis
Abstract
Tumor supratentorial merupakan tumor otak yang paling sering dijumpai baik itu berasal dari sel otak primer maupun metastasis dari keganasan yang lain. Selain status neurologis, riwayat penyakit penyerta juga penting untuk menjadi pertimbangan tersendiri dalam tatalaksana anestesi. Pasien laki-laki usia 60 tahun, datang dengan keluhan utama telapak tangan kanan yang gemetar disetai dengan rasa kesemutan dan berbicara pelo sejak kurang lebih satu minggu. Dari pemeriksaan fisik dan penunjang didapatkan pasien dengan gangguan ginjal yang ditegakkan sebagai penyakit ginjal kronis yang disebabkan oleh sumbatan akibat infeksi pada ginjal. Selain itu, dari pemeriksaan fisik didapatkan pemeriksaan neurologis dalam batas normal, refleks fisiologis dalam batas normal, refleks patologis tidak ada, pada pemeriksaan nervus kranialis didapatkan nervus VII dekstra supranuklear dan XII dekstra supranuklear. Dari hasil magnetic resonance imaging (MRI) didapatkan gambaran Primary Malignant Brain Tumor suspek. High grade astrocytoma. Pasien lalu dilakukan operasi pengangkatan tumor dengan anestesi umum menggunakan kombinasi propofol dan dexmedetomidine sebagai agen anestesinya, sedangkan agen diuresis yang digunakan adalah larutan NaCl 3% untuk retraktor otak. Operasi berjalan selama 3 jam, dan paska operasi dilakukan ekstubasi dan pasien dirawat di ruang perawatan intensif. Prinsip tatalaksana neuroanestesi diterapkan dan pertimbangan agen anestesi yang disesuaikan dengan kondisi pasien dengan penyakit ginjal kronis harus diperhatikan pada pasien ini. Evaluasi preoperasi yang baik, komunikasi dan koordinasi yang baik antara tim bedah dan anestesi sangat diperlukan untuk kelancaran pembedahan kraniotomi.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Cottrell JE, Patel P, editors. Cottrell and Patel’s Neuroanesthesia. 6th ed. Elsevier Inc.2017.
Ayrian E, Kaye AD, Varner CL, Guerra C, Vadivelu N, Urman RD, et al. Effects of anesthetic management on early postoperative recovery, hemodynamics and pain after supratentorial craniotomy. J Clin Med Res. 2015;7(10):731–41.
Saito J, Masters J, Hirota K, Ma D. Anesthesia and brain tumor surgery: technical considerations based on current research evidence. Curr Opin Anaesthesiol. 2019;32(5):553–62.
Yan MT, Chao CT, Lin SH. Chronic kidney disease: strategies to retard progression. IJMS. 2021;22(18): 1–23.
KDIGO 2012 Clinical practice guideline for the evaluation and management of chronic kidney disease. Kidney International Supplements. 2013;3(1).
Roy D, Guha S, Shah D, Ghosh I. Excision of brain tumour in a peritoneal dialysis dependent patient by awake craniotomy: a case report. ASJA. 2021;13(1):1–3.
Verma VK, Kumar A, Bhardwaj G, Kumar S, Kumar M, Chandan KK. Anaesthesia for chronic renal disease and renal transplant: an update. Journal of Evolution of Medical and Dental Sciences. 2015;04(19):3346–64.
Hines RL, Marschall KE. Stoelting’s Anesthesia and Co-Existing Disease. 7th ed. Elsevier; 2018.
Gropper MA, Cohen NH, Eriksson LI, Fleisher LA, Leslie K, Wiener-Kronish JP, editors. Miller’s Anesthesia. 9th ed. Elsevier Inc. 2020.
Kulsum K, Suryadi T. Neuro-anesthetic management of craniotomy-surgery in removal tumor multiple meningioma patients: a case report. MJMS. 2021;9(C):146–50.
Wilson MH. Monro-Kellie 2.0: the dynamic vascular and venous pathophysiological components of intracranial pressure. J Cereb Blood Flow Metab. 2016;36(8):1338–50.
Keown T, Bhangu S, Solanki S. Anaesthesia for craniotomy and brain tumour resection. Anesthesia Tutorial of the Week. 2022;(January):1–7.
Sutawan IBKJ, Suarjaya IPP, Saleh SC, Wargahadibrata AH. Target Controlled Infusion (TCI) Propofol dan Penggunaannya pada Neuroanestesi. JNI. 2017;6(1):58–69.
Goma H. Anesthetic considerations of brain tumor surgery. Dalam: Abujamra AL, eds. Diagnostic techniques and surgical management of brain tumors. 2011; 365–84.
Motayagheni N, Phan S, Eshraghi C, Nozari A, Atala A. A review of anesthetic effects on renal function: potential organ protection. Am J Nephrol. 2017;46(5):380–9.
Cook AM, GM Jones, Hawryluk GWJ, Mailloux P, McLaughlin D, Papangelou A, et al. Guidelines for the acute treatment of cerebral edema in neurocritical care patients. Neurocrit Care. 2020;32(3):647–66.
Lin SY, Tang SC, Tsai LK, Yeh SJ, Shen LJ, Wu FLL, et al. Incidence and risk factors for acute kidney injury following mannitol infusion in patients with acute stroke. Medicine. 2015;94(47):e2032.
Mortazavi MM, Romeo AK, Deep A, Griessenauer CJ, Shoja MM, Tubbs RS, et al. Hypertonic saline for treating raised intracranial pressure: literature review with meta-analysis: a review. J Neurosurg. 2012;116(1):210–21.
Afroze F, Sarmin M, Kawser CA, Nuzhat S, Shahrin L, Saha H, et al. Effect of hypertonic saline in the management of elevated intracranial pressure in children with cerebral edema: a systematic review and meta-analysis. SAGE Open Med. 2021;9:205031212110048.
Narayan SW, Castelino R, Hammond N, Patanwala AE. Effect of mannitol plus hypertonic saline combination versus hypertonic saline monotherapy on acute kidney injury after traumatic brain injury. J Crit Care [Internet]. 2020;57:220–4.
DOI: https://doi.org/10.24244/jni.v11i3.500
Refbacks
- There are currently no refbacks.
JNI is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License